Saturday, July 24, 2021

 Surat yang tak tersirat

Sepanjang malam yang singkat

Doaku terasa seperti rintihan 

sedangkan bacaan ayat-ayat kitab suciku terdengar seperti kutukan

Aku yang marah dibadan , namun lemah dihati

Rasa benciku pada keburukanmu bagai ikan paus 

yang sesekali kepermukaan melahap ikan-ikan kecil indah yang berenang

Namun Rasa cintaku pada kebaikanmu masih seluas lautan 

yang masih bisa menenggelamkan dan menerima semua sampah dunia ini

bersamaan datangnya adzan dan selurit sinar mentari

semua hilang bersama sunggingan senyummu

saat dua rokaat terlaksana bersama, 

maka waktu yang berjalan ke depan seperti perjalanan tamasya

Hidup ini memang bukan dunia

Sedangkan kematian bukan pula akhirat

Tapi ini tentang rasa yang mengikat dan menarik kakiku melangkah

Kadang berlari membuatku terjatuh

sedang bila berjalan aku takut tertinggal olehmu

dan pernah aku terseret dalam luka yang dalam

lalu sentakanku menjatuhkanmu disampingku

hanya untuk menyatukan kita kembali, 

tanpa surat atau prasasti, hanya sebuah pahatan janji 

yang tak tersirat, yang bila terhapus tanpa terlepas

hanya pandangan mataku yang akan mengikuti

walau buram karena bayangan air harapan

Kemauanku bukanlah titah raja

hanya sebuah doa dalam surat yang tak tersirat



blank on white